Robot Artificial Intelligence Akan Menggantikan Peran Manusia, Benarkah?

ziyat akhsani
8 min readJan 20, 2021

Bismillah, Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh. Apa kabar kalian semua, semoga sehat selalu aamiin. Pada artikel kali ini saya akan menjelaskan tentang perkembangan robotik yang konon katanya akan menggantikan peran manusia nantinya, hmmm penasaran? yuk lanjut baca artikel ini.

Apa itu Artificial Intelligence?

Apakah Artificial Intelligence itu merupakan teknologi yang benar-benar baru? Kenapa tahun 2019 semakin banyak perusahaan yang menjual produk dengan teknologi “Artificial Intelligence” ? Apakah Artificial Intelligence itu benar-benar berguna? Atau hanya sekadar “gimmick” marketing saja?

Dan masih banyak list pertanyaan yang mungkin pernah kamu pikirkan tentang teknologi Artificial Intelligence. Tetapi, sebenarnya apa itu Artificial Intelligence?

Untuk menjelaskan apa itu Artificial Intelligence, ada beberapa hal pemahaman dasar yang perlu kamu tahu.

  1. Artificial Intelligence itu bukan objek berbentuk fisik, melainkan objek digital.
  2. Artificial Intelligence itu berkaitan dengan ilmu komputer, bahasa pemrograman untuk lebih spesifik.
  3. Artificial Intelligence bukan lah hal baru.

Artificial Intelligence dalam bahasa Indonesia sering dikenal dengan kecerdasan buatan. Kecerdasan buatan merupakan bentuk “action” dari perintah yang dibuat untuk menciptakan kesan “human-like” pada suatu perangkat. Perintah atau command ini datang dari source code yang sudah dibuat oleh programmer menggunakan bahasa pemrograman. Oleh sebab itu, Artificial Intelligence tidak memiliki wujud fisik. “Action” dari kecerdasan buatan memerlukan perantara dari objek fisik atau perangkat untuk menunjukan “kepintarannya”. Misalnya, teknologi artificial intelligence pada kamera smartphone. Kecerdasan buatan pada kamera smartphone hanya akan bekerja melalui perantara smartphone sebagai objek fisik. Tanpa smartphone, source code yang dibuat mengatasnamakan Artificial Intelligence ini tidak akan bekerja.

Sebenarnya, teknologi Artificial Intelligence bukanlah hal baru. Menurut Rockwell Anyoha, Artificial Intelligence sudah mulai dieksplorasi oleh Alan Turing. Argumen Rockwell bukan tanpa alasan. Buku Alan Turing pada tahun 1950 yang berjudul Computing Machinery and Intelligence, membahas tentang bagaimana menciptakan mesin yang “pintar” dan cara mengevaluasinya.

Loh, tapi kenapa teknologi Artificial Intelligence baru booming akhir-akhir ini?

Ada beberapa alasan pendukung untuk menjawab pertanyaan tersebut.

  1. Kecepatan internet yang semakin cepat, mudah dan murah
  2. Kemajuan teknologi Hardware bahkan ada yang “overkill”

Dua alasan di atas bukanlah omong kosong belaka. Bayangkan apa jadinya ketika teknologi Artificial Intelligence diperkenalkan pada saat smartphone masih belum ada, pun jika sudah ada harganya sangat mahal. Ditambah lagi, dengan kecepatan internet yang masih seperti siput dengan layanan internet seharga berlian? Hmmmmm mungkin perlu berpikir 1000 kali untuk meminang perangkat dengan title Artificial Intelligence tersebut.

Ya, pada saat internet masih menjadi barang langka, dan perangkat teknologi masih seharga berlian, mungkin memang sudah ada beberapa organisasi atau perusahaan besar yang sanggup untuk mengimplementasikan teknologi Artificial Intelligence. Tetapi, belum layak untuk ditawarkan kepada khalayak ramai.

Jika memang dipaksakan, coba saja bayangkan apa jadinya jika teknologi SIRI / Google Assistant diterapkan pada perangkat telepon genggam polyphonic. Atau teknologi kamera pintar pada telepon genggam layar monochrome. Janganlah membayangkan untuk menggunakannya, bahkan untuk melakukan injeksi kode Artificial Intelligence saja, hardware pada masa itu masih belum sanggup.

Karena dirasa perangkat teknologi dengan spesifikasi mumpuni dan internet dengan kecepatan dan kestabilan yang sudah lebih inklusif, maka wajarlah teknologi Artificial Intelligence baru booming.

Singkatnya, Artificial Intelligence merupakan susunan algoritma yang diterjemahkan menggunakan bahasa pemrograman untuk memberikan perintah pada suatu perangkat. Alasan kenapa teknologi Artificial Intelligence baru booming akhir-akhir ini karena perkembangan hardware mumpuni dan layanan pendukung Artificial Intelligence baru bisa diakses oleh banyak orang.

Hubungan Robot dan Artificial Intelligence

Sebenarnya, apa itu robot?

Robot merupakan mesin yang didesain dan dibuat untuk melakukan suatu pekerjaan atau lebih dari satu pekerjaan secara cepat dan presisi. Jenis robot juga bermacam-macam. Mulai dari robot sederhana yang hanya bisa melakukan hal repetitive, hingga robot yang dibentuk menyerupai manusia.Menurutmu apakah smartphone bisa disebut robot?

Ya, sebenarnya robot yang sudah di inject kode pintar dengan konsep artificial intelligence bukan hal baru. Tetapi, orang lebih mengenal “ Sophia ” sebagai robot humanoid (jenis robot yang menyerupai manusia) dengan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang sudah mendapatkan kewarganegaraan di Saudi Arabia yang sempat membuat heboh dunia. Memang, Sophia memiliki kemampuan artificial intelligence yang lebih mutakhir dibandingkan robot-robot lainnya. Tetapi, untuk benar-benar memahami hubungan antara robot / mesin dan artificial intelligence, kamu harus melihat dari robot / mesin artificial intelligence yang paling sederhana / yang paling dekat dengan kamu.

Dengan kemajuan teknologi yang begitu pesat. Kini smartphone dapat menampung data dari kebiasaan pengguna sehari-hari seperti jalan, duduk, bahkan tidur, lalu mengolahnya menjadi informasi yang dirasa bisa membantu pengguna. Misalnya, kamu memiliki hobi lari, sebagai olahraga rutin tiap akhir pekan. Dengan teknologi artificial intelligence nya, kini smartphone bisa memberikan informasi mengenai hardware atau aksesori olahraga yang bisa kamu beli untuk memenuhi hobi berlari mu.

Hubungan Manusia dan Robot Artificial Intelligence

Dengan perkembangan teknologi yang semakin mutakhir, kini bahkan voice recognition diprediksi sebagai cara baru manusia berinteraksi dengan robot. SIRI, Google Assistant, Alexa, you name it lah. Mereka merupakan wujud Artificial Intelligence yang memanfaatkan voice recognition sebagai media komunikasi. Ingat pada awal kemunculan SIRI, banyak orang yang memujinya. Mungkin bahkan kamu dulu bertanya “bagaimana bisa”, smartphone kamu berbicara. Memang, pada awalnya, SIRI memiliki interaksi yang kurang natural. Intonasi dan punctuation yang masih belum natural hingga menyebabkan kesan “buatan”. Tetapi, dengan berkembangnya teknologi serta processor dan hardware pendukung yang semakin canggih, bahkan kini Google Assistant bisa membantu kamu untuk memesan kursi di barbershop.

Tentu kecanggihan yang bisa kamu dapatkan dari robot kecil pintar yang sering disebut “smartphone” itu juga tidak bisa terlepas dari manusia. Manusia lah yang menciptakan algoritma rumit untuk memberikan perintah / komando kepada smartphone untuk bekerja. Ada manusia dibalik itu semua.

Yang membuat artificial intelligence bisa sehebat sekarang dan akan terus mengalami perkembangan merupakan hasil buah pikir seseorang. Ide, ya berawal dari situ lah yang menjadikan robot pintar bukan hanya sekadar angan-angan. Siapa sih yang akan berpikir fitur autocorrect akan sangat berguna? Atau mungkin bagaimana bisa voice assistant yang sudah menjelma menjadi asisten pribadi? Lalu bagaimana dengan pekerjaan editor, jika autocorrect sudah bisa memperbaiki typo? Atau bagaimana dengan pekerjaan asisten pribadi jika smartphone sudah bisa dianggap sebagai asisten?

Mungkin masalah yang akan muncul dari kemajuan teknologi Artificial Intelligence adalah lapangan pekerjaan yang berkurang. Robot mengambil alih dunia. Begitu? Masa sih?

Dampak Robot Artificial Intelligence Terhadap Bisnis

Benarkah banyak orang yang dirumahkan karena pekerjaan mereka diambil alih robot artificial intelligence? Lihat data-data dibawah ini.

Angka Penangguran di Indonesia Periode 2010–2018

(Dalam Juta)

Data di atas merupakan data dari Badan Pusat Statistik. Dapat dilihat bahwa data pada tahun 2018 belum menunjukan ada tanda-tanda peningkatan jumlah orang yang menganggur. Justru sebaliknya, penyerapan tenaga kerja malah menunjukan grafik yang positif. Meskipun pada tahun 2015 mengalami peningkatan angka menganggur, namun pada tahun 2016 sampai 2018 terjadi penurunan yang cukup signifikan pada kolom menganggur.

Ada dua kemungkinan penyebab terjadinya peningkatan jumlah orang yang bekerja pada tahun 2018.

  1. Berkembangnya teknologi robot Artificial Intelligence menciptakan jenis lapangan kerja baru.
  2. Banyak pekerjaan yang masih belum sepenuhnya bisa bergantung pada robot artificial intelligence.

1. Berkembangnya teknologi robot Artificial Intelligence menciptakan jenis lapangan kerja baru.

Perkembangan teknologi Artificial Intelligence belum menunjukan tanda-tanda bahwa robot akan menginvasi dunia. Setidaknya dalam dunia kerja, di Indonesia. Teknologi Artificial Intelligence bahkan sudah berada di genggaman tangan. Tetapi, ada fenomena yang menunjukan bahwa peran manusia dalam dunia kerja di Indonesia masih sangat tinggi. Hal baik, bukan? Ketakutan akan “dunia astro boy yang menjadi nyata” setidaknya sedikit terobati dengan fakta ini. Fenomena dimana teknologi artificial intelligence mengalami perkembangan yang cukup pesat, ternyata justru sebanding dengan tingkat penyerapan tenaga kerja yang semakin banyak, di Indonesia.

Dari segi teknologi, peningkatan minat akan kemudahan yang ditawarkan oleh artificial intelligence menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih banyak lagi bagi para developer, programmer, dan software engineer. Kenapa? Karena ide. Sepintar-pintarnya robot, kreativitas dan ide-ide unik yang diciptakan tidak bisa menyaingi bagaimana otak manusia bekerja atau berpikir. Setidaknya hingga pada saat artikel ini dibuat.

2. Banyak pekerjaan yang masih belum sepenuhnya bisa bergantung pada robot artificial intelligence.

Robot-robot yang dibuat dengan sensor-sensor hebat nyatanya masih belum bisa mencentang semua tugas untuk sepenuhnya mengganti manusia. Meskipun robot sudah secara masif diterapkan pada industri manufaktur, tapi kembali lagi, lagi-lagi masih belum bisa secara masif menghapus peran manusia dari proses manufaktur.

Mungkin kamu pernah mendengar otomatisasi proses atau process automation? Sebenarnya ini merupakan proses intervensi sistem komputer atau robot untuk menyelesaikan proses repetitive. Sehingga, work in process (WIP) akan semakin efisien. Meskipun demikian, jika terjadi error pada sistem, robot pintar masih membutuhkan tangan manusia untuk memberi perawatan. Self-healing sistem masih sangat langka. Setidaknya hingga saat artikel ini dibuat.

Maka dari itu, komputer atau robot dengan teknologi artificial intelligence hanyalah perpanjangan tangan dari manusia itu sendiri. Sehingga, manusia tidak perlu secara langsung bersentuhan dengan proses yang repetitive dan bisa mengembangkan potensi mereka pada hal-hal yang lain. Hingga saat artikel ini dibuat.

Sikap Terhadap “Invasi” Robot Artificial Intelligence

Sebagai “pencipta” dari robot, tentu manusia memiliki peran yang sangat besar terhadap bagaimana masa depan robot nanti. Tetapi, bagaimana nasib orang-orang yang tidak mengerti secara teknis tentang robot? Mungkin beberapa tips di bawah bisa membantu kamu agar bisa tetap kompetitif baik secara bisnis maupun karir.

  1. Jangan takut untuk mencoba hal baru, jadilah pribadi yang adaptive
  2. Cari tahu perkembangan teknologi terkini
  3. Adaptasi sistem yang dapat meningkatkan nilai perusahaan sedini mungkin

Kesimpulan

Robot artificial intelligence bukanlah hal baru. Bahkan, Alan Turing sudah mulai mengembangakan artificial intelligence sejak tahun 1950. Sekarang, manfaat Artificial intelligence sudah bisa dirasakan banyak orang. Bahkan, hanya dalam genggaman! Namun, keberadaan teknologi artificial intelligence ini cukup mengkhawatirkan. Robot artificial intelligence akan menggantikan manusia dalam melakukan pekerjaan. Faktanya, hingga tahun 2018, di Indonesia belum menunjukan bahwa robot sudah mengambil alih pekerjaan manusia. Meskipun demikian, kewaspadaan akan kemajuan teknologi yang semakin pesat dan sulit untuk diprediksi harus tetap ditingkatkan. Jika tidak, apa yang ditakutkan selama ini tentang robot mengambil alih dunia akan menjadi kenyataan.

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk selalu catch-up dan tidak tertinggal dengan kemajuan teknologi. Mulai dari merubah diri menjadi lebih adaptif terhadap perkembangan teknologi. Proaktif terhadap berita teknologi terkini. Sampai melakukan transformasi digital bisnis perusahaan. Namun, dalam melakukan proses transformasi digital perlu secara bertahap. Agar aplikasi teknologi artificial intelligence pada bisnis dapat tepat guna dan tidak memberatkan bisnis/perusahaan.

Terimakasih banyak bagi kalian yang sudah meluangkan waktunya untuk membaca artikel ini, mohon maaf jika masih ada kekurangan, saya harap kita bisa sama-sama belajar tentang perubahan-perubahan yang ada di era industri 4.0 ini khususnya dalam dunia artificial intelligence.

Assalamualaikum Warrahmatullahi wabarakatuh

--

--